Sebuah pepatah dari Ranah Minangkabau berbunyi, "Alam takambang
jadi guru". Ini bisa diterjemahkan bahwa alam semesta bisa berperan
sebagai guru bagi kita, manusia. Dia mengajarkan kita akan banyak hal
tentang bagaimana menjalani kehidupan sebagai hamba Allah. Alam semesta
-salah satu wujud ayat kauniyah dari Ilahi- tidak tersurat seperti
halnya ayat-ayat qouliyah yang kita baca dalam Al Quran. Pelajaran
yang diberikannya tidak tertulis dalam bentuk jilid buku dan tidak
pula disampaikan pada suatu komunitas belajar, tapi berupa hikmah
tersirat yang diperlihatkan melalui fenomena-fenomena alam.
eramuslim - Ada satu jenis tanaman yang menjadi
khas di daerah pesisir. Rasanya keelokan alam pesisir belum lengkap
tanpa kehadirannya. Dia adalah pohon kelapa, Si Nyiur melambai di tepi
pantai. Selain memberi keindahan, sebenarnya kelapa punya keunggulan
tersendiri. Untuk mengetahui itu, mari kita kenali lebih dekat.
Ahli taksonomi mengklasifikasikan kelapa ke dalam kelas monokotil
(tumbuhan biji berkeping satu) dan suku Palmae. Dengan demikian, ciri
utama batang kelapa adalah tidak bercabang. Batangnya cukup kokoh dan
luas penampangnya juga relatif besar. Fakta inilah yang membuat batang
kelapa menjadi pilihan utama sebagai tiang rumah atau bahan
konstruksi jembatan tradisional yang masih sering kita temui di
pedesaan.
Sekarang kita perhatikan bagian lainnya, yaitu daun. Ketika
menghadiri resepsi pernikahan, kita sering melihat hiasan yang biasa
disebut janur kuning pada gerbang gedung atau rumah tempat
penyelenggaraan acara. Itu dibuat dari daun kelapa. Untuk menyambut
hari raya atau acara besar lainnya, tidak jarang kita menemukan
ketupat sebagai salah satu hidangan. Kemasan ketupat itu pun dianyam
dari daun kelapa. Selain itu, para perangkai bunga juga sering
menggunakan daun kelapa untuk melengkapi kesempurnaan kreasinya.
Tunggu dulu, masih ada bagian dari daun yang sering kita gunakan,
lidi. Dalam keseharian, lidi bisa dijumpai sebagai tusuk sate, sapu
lidi, ataupun sebagai salah satu bahan untuk membuat prakarya.
Beralih ke buah. Siapa yang tidak pernah merasakan segarnya es
kelapa muda? Bahan bakunya adalah air dan daging buah dari kelapa yang
masih muda. Dengan menambahkan es, susu, sirup, biji selasih, ataupun
bahan makanan lain, kita bisa menghidangkan minuman yang nikmat ini.
Di samping itu, air kelapa juga bisa diproses menjadi nata de coco
atau ditambahkan ke dalam adonan cabe yang sedang digoreng untuk
mendapatkan sepiring dendeng balado yang lezat.
Daging buah dari kelapa yang sudah tua bisa diparut kemudian
diperas untuk mendapatkan santannya. Santan ini bisa digunakan sebagai
salah satu bahan baku makanan dan bisa juga diolah menjadi minyak
kelapa. Ampas dari perasan parutan kelapa tadi dapat digunakan untuk
membersihkan lantai semen supaya lebih mengkilap.
Masih bagian dari buah, yaitu tempurung kelapa. Bagian ini bisa
digunakan untuk membuat vas bunga, jepitan rambut, dan aneka kerajinan
tangan. Bisa juga diolah menjadi arang yang dipakai untuk membakar
sate atau sebagai sumber panas pada setrika tradisional. Tempurung
kelapa ini bahkan juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan katalis
sebuah reaksi hidrogenasi pada industri petrokimia.
Masih ada lagi, sabut kelapa! Lihatlah, dengan memintalnya kita
bisa memperoleh seutas tali tambang yang kuat. Untuk menyalakan
perapian, kita juga bisa menggunakan sabut kelapa ini bersama pelepah
daun kelapa dan kulit terluar buah kelapa.
Subhanallah! Betapa mengagumkan si kelapa ini. Setiap bagian kecil
tubuhnya pun bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Uraian di atas
hanyalah sedikit bukti manfaat kelapa bagi manusia, belum termasuk
kegunaannya bagi hewan dan tumbuhan lain. Perjalanan waktu selanjutnya
akan melahirkan bukti-bukti lain betapa bermanfaatnya makhluk Allah
yang bernama kelapa ini. Dan sadarilah, ini pelajaran penting yang
diberikan kelapa kepada kita, yaitu menjadi makhluk yang bermanfaat
banyak bagi makhluk lain.
Teman,
Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
(ahsani taqwim). Masing-masing kita dikaruniai keunikan yang dijadikan
modal untuk bergelut di lahan yang diminati. Yang patut
digarisbawahi, bagaimanakah kita menggunakan semua titipan-Nya itu
selama ini?
Memang, kita mungkin tidak pernah menyia-nyiakan semua
pemberian-Nya itu. Kita bahkan selalu bekerja keras untuk menggunakan
semua potensi yang kita miliki itu seoptimal mungkin. Namun,
seringkali kita memanfaatkannya untuk menghasilkan karya-karya yang
hanya berorientasi pada diri sendiri. Tak jarang kita hanya berkutat
dengan kepentingan diri sendiri dan merasa tidak perlu untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak,
apalagi untuk alam semesta dalam skala yang lebih besar.
Bukankah Allah SWT berfirman, "Dan tidaklah kamu diutus melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam" (QS. Al Anbiyaa [21] : 107)
Menjadi rahmat bagi semesta alam adalah peran yang diamanahkan oleh
Allah kepada seluruh manusia. Dan Allah takkan memberi amanah tersebut
jika kita tak mampu melaksanakannya. Masing-masing kita sebenarnya
sudah dibekali-Nya modal dan potensi untuk menjadi manusia yang
bermanfaat bagi makhluk lain. Entah itu berupa harta, tenaga, ilmu,
pikiran atau yang lainnya. Dengan izin-Nya, semua itu bisa kita kelola
supaya memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi makhluk yang lain.
Renungkanlah perkataan Sayyid Quthb ketika ia menghadapi
kematiannya di tiang gantungan, "Kebahagiaan yang sesungguhnya aku
rasakan adalah ketika aku merasa yakin bahwa aku telah meninggalkan
sesuatu yang berharga bagi penerusku". Perkataannya bukan tiada bukti.
Lihatlah, begitu banyak orang yang memperoleh manfaat banyak dari
karya-karyanya, terutama Tafsir Fi Zhilalil Quran yang kerapkali
dijadikan rujukan untuk mendalami Islam.
Ingatlah Asy-Syahid Yahya Ayyash, sang insinyur elektro kelahiran
Rafat, Palestina. Dengan kecerdasannya, lulusan Universitas Beir Zeit
ini mampu merakit bom yang susah dicari tandingannya. Bisa dikatakan
bahwa ia adalah otak di balik aksi bom syahid HAMAS. Semangat jihadnya
yang menggebu-gebu memberi dukungan psikologis yang besar untuk
rekan-rekan seperjuangannya. Pada waktu syahidnya 5 Januari 1996
silam, Palestina menangis. Diperkirakan seperempat juta rakyat
Palestina turun ke jalanan menyusun iring-iringan sepanjang 40 km untuk
mengantar jenazahnya. Mereka tentu tidak akan merasa kehilangan
sampai seperti itu jika sepak terjang sang insinyur tidak memberi arti
yang sangat penting bagi perjuangan mereka.
Dan teladanilah Rasulullah SAW. Penduduk Makkah tidak akan
melupakan solusi jeniusnya ketika meletakkan Hajar Aswad kembali pada
tempatnya setelah perbaikan Ka'bah. Pertumpahan darah antar kabilah
Quraisy terhindarkan. Bukan hanya itu! Gelar Al Amin juga membuat
tetangga sekitarnya mempercayakan harta mereka kepada beliau untuk
dijaga. Kepiawaiannya dalam memimpin tidak hanya dirasakan oleh ummat
Islam, tapi juga oleh orang beragama lain yang merasa nyaman dengan
kebijaksanaannya. Menjelang akhir hayatnya, beliau masih sempat
berpesan pada istrinya, Aisyah ra. untuk menginfakkan uangnya yang
berjumlah 7 dinar kepada fakir miskin di kalangan Muslimin. Dan sampai
saat ini, segala perilakunya dijadikan contoh teladan bagi kita semua.
Saudaraku,
Hidup sebagai manusia adalah sebuah takdir. Tapi menjalani hidup
yang bermanfaat bagi orang lain adalah sebuah pilihan. Bukanlah
sembarang pilihan, tapi pilihan yang sangat disukai Allah. Kita-lah
yang memilih apakah kita hanya akan berjibaku dengan diri sendiri atau
memiliki orientasi yang diridhai-Nya, yaitu menjadi rahmat bagi
semesta alam. Kita juga yang menentukan jalan penggunaan tenaga, harta
benda, ilmu, pikiran, dan nikmat-nikmat lainnya sebagai sesuatu hal
yang bermanfaat banyak, tidak hanya untuk diri kita, tapi juga bagi
orang lain dan lingkungan sekitar. Dan tidakkah kita berkeinginan
untuk masuk ke dalam golongan terbaik dari ummat Nabi Muhammad SAW?
"Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kalau kelapa saja bisa memberi manfaat banyak bagi sekitarnya,
apalagi kita, makhluk yang diciptakan-Nya dengan sebaik-baik bentuk?
(sumber : http://senyumanmuslim.blogspot.com)
Title : Satu Pelajaran dari Pohon Kelapa
Description : Sebuah pepatah dari Ranah Minangkabau berbunyi, "Alam takambang jadi guru". Ini bisa diterjemahkan bahwa alam semesta bis...